Kamis, 18 Maret 2010

punk semarang

Komunitas Punk Semarang

MENYEBUT kata Punk, sekilas akan terlintas bayangan sekumpulan anak muda dengan dandanan ‘liar’. Rambut dicat dengan potongan ke atas. Mereka biasa ngumpul di beberapa titik keramaian pusat kota dan kelompok yang kerap disebut komunitas Punk ini, memiliki gaya dengan ciri khas sendiri.

TAK kenal, maka tak sayang. Begitu juga dengan teman-teman kita, komunitas Punk di Semarang ternyata cukup ramah-ramah kok. Bahkan, komunitas yang memiliki tempat tersendiri di hati penggemarnya di Kota Lumpia ini, telah menjadikan lokasi sekitar Jalan Imam Bardjo Semarang, tepatnya depan Bank Indonesia-Semarang, sebagai lokasi untuk sekedar kumpulkumpul sesama Punk.

Lantas apa saja ya yang mereka lakukan. Yuk kita tengok kehidupan mereka. Mereka, mudah banget ditemui kalau pas malam Minggu. Biasanya kalau mereka ngumpul bakal berkesenian.

“Mereka pandai menyanyi, meski terkesan kotor dan kumuh karena jarang mandi, namun jiwa seninya sangat luar biasa,” kata Zulkifli, warga asal Kalisari, Semarang, yang kerap melintas dan melihat kumpulan anak Punk di sekitar kampus Undip.

Cuma aliran
Asal kamu tahu saja kalau Punk hanya aliran. Jiwa dan kepribadian pengikutnya, akan kembali lagi ke masing-masing pelakunya. Hal ini ditegaskan beberapa orang penganut Punk, yang ditemui Wawasan diSemarang dan beberapa kota lain di pinggiran Semarang.

“Kami memang selalu diidentikkan dengan aliran musik keras. Tidak bisa diatur, atau bahkan ada yang menyebut kami ibarat orang yang harus dicurigai,” tutur Zak (20), salah satu anggota komunitas Punk.

Tapi, kata Zak, dia bareng bandnya, sudah banyak manggung di pentas-pentas seni antar kampus. ‘’Iya sih, kita bukan anak kuliahan. Tapi, sering tampil di sejumlah kampus. Toh, kita juga punya karya.

Nggak seperti yang sebagian masyarakat nilai,’’ katanya. Meski begitu, cibiran dan pandangan minir hanya dianggap Zak, sebagai hal wajar.

‘’Kita juga bukan dari keluarga berantakan. Komunitas Punk yang rata-rata berusia belia ini, terbilang memiliki keluarga utuh. Hanya saja, back groundnya, memang ada yang berasal dari keluarga broken home.

Tapi jangan disamaratakan. Tidak semua pelaku di komunitas Punk, berasal dari keluarga berantakan,’’ kata Zak. Zak contohnya, berasal dari keluarga cukup berada. Orang tuanya yang berada di Solo, merupakan seorang pedagang yang cukup sukses.

Namun, karena jiwa Zak pemberontak, ia pun memilih meninggalkan keluarga dan berkelana bersama kelompoknya. Bermodalkan keberanian dan nekat, ia pun melanglang buana, dari satu kota ke kota lain. ‘’Pengalaman guru yang tebaik. Kami pingin bebas dan berekspresi,’’ ujarnya.

Ditiru
Ciri khas anak Punk yang berambut ala kipas dengan warna-warni mencolok, banyak dicontoh komunitas anak band.

Nggak perlu jauh-jauh untuk bisa melihat, apa benar anak muda terutama kumpulan band lebih percaya diri (PD) berbusana Punk. Personel Band /Rif. Band yag digawangi Andi /Rif ini, namanya masuk dalam sederetan band papan atas Indonesia karena penampilan mereka yang kerap nyentrik. Bahkan, sang vokalis Andi, setiap kali manggung habis-habisan mengeploitasai cara berpakaian komunitas Punk.

Apa yang dilakukan band /Rif, mungkin menjadi contoh kasat mata kita semua. Bila menilik lebih dekat di Kota Smarang, sejumlah band pun, beraliran Punk. Seperti pengakuan Wawan. Pemuda lajang, kelahiran 1984 itu, terang-terangan mengaku bangga menjadi bagian dari pecinta komunitas Punk.

“Dari ujung rambut yang terkesan aneh itu, hingga aksesoris yang dikenakan pun, meniru komunitas Punk,” kata Wawan (23), asal Pedurungan, Semarang Timur.

Personel sebuah band di Semarang ini ini bahkan menjadikan aliran Punk, sebagai aliran musik ia bersama temantemannya.

Ia membantah, jika komunitas Punk, adalah kumpulan anak muda yang tidak memiliki arah yang jelas. Bahkan, terkesan meresahkan masyarakat.

“Kata orang jangan melihat kulitnya, tapi lihat isinya. Dan komunitas Punk itu, bukan pelaku yang kerap membuat onar,” ungkap Wawan.

Lebih lanjut pembetot bas ini mengatakan, satu yang paling menonjol, yang sering menjadi kiblat anak-anak band meniru gaya Punk, yakni celana ketat hingga ke mata kaki. Bagi yang melihat, pasti akan dapat menyebut sebagai bagian dari kelompok Punk. Ya, toh kelompok yang dianggap minoritas ini nyatanya, banyak ditiru anak band.

Nah, kalau kamu pingin sekadar ngumpul atau kenal dengan komunitas ini, mudah kok untuk mencari mereka. Kalau ada konser musik yang menyuguhkan aliran musik keras, nah di situ mereka bakal ada. “Kami akan bertemu, teman-teman dari seluruh kota di Jawa. Bahkan, ada juga dari luar Jawa, seperti Sulawesi,” tambah Zak.

1 komentar: