Minggu, 21 Maret 2010

lirik lagu marjinal

Negri Negri - By: Marjinal

inilah negri kita
yang subur dan kaya raya
sawah ladang terhampar luas
samudera biru
tapi lihatlah negeri kita
yang tinggal hanyalah cerita
cerita dan cerita, terus cerita ..
pengangguran merebak luas
kemiskinan merajalela
pedagang kaki lima tergusur teraniaya
bocah-bocah kecil merintih
menghabiskan waktu di jalanan
buruh kerap dihadapi penderitaan
inilah negeri kita
alamnya kelam tiada berbintang
dari derita dan derita menderita…
sampai kapankah derita ini
yang kaya darah dan air mata
yang senantiasa mewarnai bumi pertiwi


dinodai
dikangkangi
dikuasai
dijajah para penguasa rakus
dinodai
dikangkangi
dikuasai
dijajah para penguasa rakus


Luka Kita Aceh, Lhokseumawe
Artis “Marjinal”

Bencana Dari Negri Air Mata
Ratusan Ribu Jiwa Pergi Mendahului Kita
Para Luka Kobarkan Cinta Rasa Bersama
Para Luka Ciptakan Satu Pelita

Saudaraku Yang Pergi Tak Banyak Tinggalkan Nama
Saudaraku Yang Pergi Meninggalkan Lekukan Mata
Saudaraku Yang Pergi Membangunkan Seisi Dunia
Agar Mengerti Jalanya Makna Hidup Yang Ada

Reff
Tunjukkan Bahwa Kita Semua Bersaudara
Luka Mereka Luka Kita Semua
Tunjukkan Tunjukkan Oleh Kita
Derita Yang Ada Derita Kita Jua

Saudaraku Pergi Tinggalkan Bekas Untuk Kita
Lidah dan Air Mata Jadikan Tautan Permata
Besarnya Bencana Lebih Besarlah Hikmahnya
Wujudkan Oleh Kita Ada Yang Pergi Tersenyum Di Surga

Saudaraku Yang Pergi Tak Hanya Tinggal Kenangan
Saudaraku Yang Pergi Meninggalkan Berjuta Makna
Saudaraku Yang Pergi Membangunkan Seisi Dunia
Agar Mengerti Jalanya Makna Hidup Yang Ada


masberto

Sinisnya.. raut wajah
penuh warna kata kata
yg mengisyaratkan bahwa mereka itu durjana
tak asing di telinga
bahkan sudah membudaya
bahwasana mereka kriminal atau pendosa
tak bisa dapat kerja
pacaran di puas maki calon mertua
karna banyannya yg penuh gambar dan berwarna
apakah tato yg bertindak dan bekerja (no,no,no)
apakah tato yg membunuh dan megang senjata

Ketika buruk sangka yg dibangun oleh media melalui berbagai berita yg miskin kata
Alangkah menyedihkan bila berpikir adanya bahwa tato itu kejahatan Oyeah! (tidak)
Ternyata mereka orang orang merdeka yg mengexpresikannya arti berkarya
Apakah tato yg bertindak dan bekerja (oh no)
ataukah tato yg membunuh dan mengang senjata
Marberto.4x,masyarakat masyarakat bertato (yo have to know)
Masberto.4x,bukan masyarakat berdasi yg pake klepto (yo have to know)
Masberto.4x,kami senang jadi masyarakat bertato (yo have to know)
Masberto4x,yg penting hatinya kaga bertato
yg penting hatinya
kagak bertato
Oaeaea,Oooaeo
Oaeaea,Ooo masberto
Masyarakat bertato bukan kriminal.4x
masyarakat bertato bukan kriminal
masyarakat bertato
Budayo kito

punk anti israel

Posted by my rebel in Label:

punk anti israel



israel adalah negara yang tidak punya wilayah sehingga dia mengklaim wilayah palestina kami lawang street punk mengutuk serangan israel MINGGU — Dunia Arab bereaksi keras atas serangan Israel yang menewaskan lebih dari 200 jiwa dan mencederai 400-an orang di Jalur Gaza.
Di Mesir, Menteri Luar Negeri Ahmed Aboul Gheit menyatakan rasa belasungkawanya yang mendalam terhadap para korban. "Hari ini setiap orang berdiri di samping Palestina," katanya. Ia juga menyerukan dihentikannya serangan militer Israel.
Mesir juga menyatakan membuka perbatasannya dengan Gaza untuk menerima para korban terluka. Meski demikian, belum terlihat ada korban luka yang dilarikan melintasi perbatasan.
Para Menteri Luar Negeri dari sejumlah negara Arab dilaporkan akan berkumpul di Kairo pada hari Minggu ini, seperti dikatakan Ketua Liga Arab, Amr Moussa.
Menlu Aboul Gheit menolak tudingan sementara kalangan yang menyebutkan bahwa Mesir mengetahui dan bisa menerima operasi militer Israel di Gaza. Memang, dalam kunjungannya ke Mesir pada Kamis lalu Menteri Luar Negeri Israel Tzipi Livni berkali-kali menyampaikan pernyataan bahwa Israel tidak akan lama menoleransi tindakan Hamas yang disebutnya lebih dari 80 kali menembakkan roket dan mortir ke arah Israel pada hari Senin lalu.
Namun, "Tidak benar kalau dikatakan Kairo memahami dan menerima serangan militer (Israel) itu," kata Aboul Gheit.
Menlu Mesir ini juga mengimbau agar kedua faksi Palestina yang selama ini mendominasi Tepi Barat, Hamas dan Fatah, untuk berekonsiliasi dengan menyambut baik perundingan yang dirancang Kairo.
Sementara itu, lebih dari 4.000 orang di Lebanon kemarin juga berunjuk rasa menuntut agar serangan militer Israel dihentikan. Mereka melakukan long march melintasi kamp pengungsi Palestina di selatan Mesir dan meneriakkan kecamannya pada Israel.
Mereka juga menuding Presiden Mesir Hosni Mubarak sebagai agen Amerika dan mendesak agar kelompok militan Hezbollah untuk menyerang balik Israel. Dalam siaran persnya, Hezbollah menyebut serangan Israel itu sebagai kejahatan perang dan genosida.
Kecaman keras juga datang dari Perdana Menteri Lebanon Fuad Saniora yang menyebut serangan Israel itu sebagai operasi kriminal.
Dalam siaran persnya, Kementerian Luar Negeri Libya mengajak seluruh dunia Arab bersatu untuk menggalang aksi yang solid melawan kebrutalan Israel di Gaza. Libya juga mengajak masyarakat internasional mendesak Israel agar menghentikan serangannya.
Arab Saudi yang telah merancang secara komprehensif perdamaian antara Israel dan dunia Arab juga mengecam keras serangan Israel itu. Menurut Presiden Palestina Mahmoud Abas yang kemarin bertemu Raja Abdullah, Arab Saudi sudah menjanjikan akan meminta Presiden Amerika Serikat George W Bush dan pemimpin lainnya untuk menekan Israel agar menghentikan operasinya.
Di Amman dan kota-kota lain di Yordania, gelombang unjuk rasa bermunculan untuk memprotes tindakan Israel menyerang Gaza. Raja Abdullah II juga mengecam keras serangan Israel yang menjadikan warga sipil, termasuk kaum perempuan dan anak-anak, sebagai sasarannya.

punk anti kemapanan

Punk, Anti Kemapanan Abiss


Ketika sistem dianggap membelenggu, mereka memilih merdeka. Komunitas punk pun lahir dan menjadi pilihan hidup. Ternyata mereka bukan sekedar tontonan aneh, namun layaknya manusia “normal” lain yang punya segudang aktivitas. Tampaknya kelompok Punk tidak hanya ada di kota-kota besar seperti Jakarta, di daerah seperti di Solo dan Jogja –yang terkenal warganya santun– juga dilanda kaum Pungker. Jangan heran, bila seorang kakek memakai blangkon kemudian mengandeng cucunya berambut warna-warni bak jengger ayam jago.


untung gustiantoro
Komunitas punk mudah dikenali, terutama dari potongan rambut ala suku Indian di Amerika Serikat, Mo hawk. Dengan hanya menyisakan rambut membelah tengah kepala yang ditata meninggi, kadang diwarnai merah atau hijau. Celana dekil ketat dan sepatu boot. Meski telah puluhan tahun ada, tidak ada satupun anggota komunitas punk yang bisa menjelaskan, kapan punk ada dan tumbuh di Indonesia. Seperti waktu Tabloid Kampus berbincang-bincang dengan beberapa anak-anak punk yang di jumpai di salah satu sudut kawasan pusat perbelanjaan Blok M, Jakarta Selatan.

“Pastinya kapan budaya punk masuk, ada, dan berkembang di Indonesia memang enggak ada yang tau pasti. Karena kita enggak pernah mikirin hal yang gituan. Buat anak-anak punk yang penting penegasan identitas diri bahwa kita adalah orang merdeka. Kita enggak pernah bisa hidup dalam sistem dan pengekangan. Selama kita dikekang, ditindas dan diperbudak oleh sistem, di situ juga punk akan hidup dan tumbuh,” tegas Ambon , salah seorang punk yang juga membuka jasa piercing (tattoo) di trotoar depan Blok M Plaza Jakarta Selatan.

Hal senada juga disampaikan punker—sebutan bagi komunitas punk-- lainnya. Kapan, siapa dan di mana punk pertama masuk di Indonesia tidak ada yang tahu persisnya. Yang mereka ingat hanyalah, ketika mereka jenuh dan bosan pada satu situasi, punk muncul sebagai alternatif pilihan hidup. Sejak itulah budaya dan komunitas punk dijalani. “Awalnya sekitar tahun 90-an gue kenal punk, saat gue merasa jenuh dan udah enggak cocok lagi dengan musik metal yang waktu itu menjadi tren. Terus gue kenal satu musik yang gue pikir lirik dan musiknya cocok sama jiwa gue. Terus gue cari tau lewat majalah-majalah luar. Setelah gue tau, enggak gue sadarin ternyata gue menjadikan punk sebagai budaya. Bahkan gue pikir punk itu tumbuh dan berkembang di banyak negara dan wilayah saat ketidakadilan dan ketertindasan seperti negara, hukum atau sistem yang mengekang. Intinya punk itu adalah pemberontakan terhadap segala bentuk pengekangan dan pembatasan dari manusia untuk beraktivitas,” papar Ari, punker yang penampilannya biasa-biasa saja.

Anti Kemapanan

Dalam menjalankan aktivitas kesehariannya, anak-anak punk memang berdiri di atas kemampuan dan keahliannya. Anak-anak punk tidak ingin bergantung pada sistem atau aturan yang di buat oleh institusi atau lembaga formal. Bahkan mereka tegas-tegas memberontak ketika ada sistem atau aturan terhadap dirinya. Dari sikap itu kemudian muncul anggapan punk adalah komunitas anti kemapanan. “Gampangnya gini aja deh, apa sih maksudnya mapan kalau orang yang bangga di sebut mapan tapi dia juga terkekang dalam satu aturan dari penguasa atau pemilik modal. Apakah bisa seseorang di bilang mapan kalau ternyata dia adalah seorang budak. Mungkin yang di maksud anti kemapanan itu. Sebab anak punk anti dan enggak pengen di perbudak,” tambah Ari yang sejak beberapa tahun ini membuka usaha penjualan asesoris, kaset dan cd anak-anak punk.

Dari sikap anti kemapanan itulah kemudian muncul sikap sinis dan curiga masyarakat terhadap anak-anak punk. Sebab gaya hidup dan kostum yang di kenakan anak-anak punk memang beda dan sangat mencolok. Seperti tattoo, piercing, dan rantai yang kerap di kenakan. Meski demikian, seiring perjalanan waktu dan zaman, kostum serta penampilan anak-anak punk ternyata juga di contoh dan dieksploitasi masyarakat umum bahkan di eksploitasi dan dijadikan komoditi yang banyak menangguk uang oleh kaum industri.

"Meski gaya dan ciri kita banyak di tiru. Tapi enggak sulit kok mengidentifikasi sesama punk. Sebab ikatan dan persaudaraan diantara kita enggak bakal hilang atau putus begitu aja," papar Ambon lagi.

Bahasa Inggris

Dari sikap dan gaya hidup anak-anak punk, jika dilihat sekilas memang akan memunculkan kesan negatif. Tapi, sebetulnya tidak lah demikian. Seperti saat ditanya mengenai anggapan masyarakat yang menuding kehidupan punk identik dengan dunia criminal atau free seks. "Dari sekian kegiatan itu memang mengarah bagaimana kita bisa menghasilkan sebuah karya untuk hidup mandiri. Sebab kita percaya kemandirianmu adalah perlawananmu. Enggak ada tuh istilah, kalau gue enggak kerja sama sistem gue bakal mati. Makanya kita lebih mandiri untuk diri kita. Misalkan belajar nyablon. Kalau itu bisa menghasilkan karya dan bisa menjadi ladang penghidupan, ya kita belajar sama-sama dan menikmati hasilnya juga sama-sama. Juga belajar bahasa Inggris. Kalau diantara kita ada yang bisa bahasa Inggris dan itu bisa menjadi usaha buat kita hidup. Kenapa enggak di lakukan dalam setiap aktivitas. Dan untuk itu semua enggak ada tuh istilahnya bayar," tambah Ari lagi.

Bahkan, tudingan yang mengatakan punk dekat dengan dunia kriminal dan narkoba juga tak terbukti. Mengenai bahaya narkoba tanpa di beri penyuluhan atau penerangan mereka lebih dulu tau dan sadar resiko jika menggunakan narkotika. "Kalau ada yang bilang kita kriminal, itu enggak bisa di general dong. Buktinya dalam acara musik atau komunitas lain juga banyak yang mabok. Tapi enggak pernah di sorot aja. Karena yang disorot itu kebanyakan kelas bawah aja. Gitu juga soal Narkoba enggak ada tuh yang pake sabu atau putau. Dari pada buat beli gituan mending buat makan atau yang lain. Kalaupun ada paling cuma minuman. Sebab kita sadar, kalau kita pake narkoba umur kita enggak bakal lama dan bikin rusak," ungkap Adit yang mempunyai komunitas punk di daerah Pamulang, Tanggerang, Banten.

Ekspresi perlawanan terhadap pengekangan dan sistem itu oleh anak-anak punk di ekspresikannya dalam banyak hal. Seperti seni tatoo, motif dan gambar dalam berbagai sablon bahkan dalam musik dan tarian. "Tarian itu sebenarnya ekspresi jiwa. Dan musik juga sebagai solidaritas kebebasan. Musik buat kami bukan sesuatu yang di komersilkan. Joget itu juga sikap solidaritas. Dan joget itu juga tergantung tergantung lirik dan lagunya yang di bawakan. Ketika manusia mengalunkan musik sedih gimana reaksinya dan gimana juga kalau mereka mengalunkan musik marah dan pemberontakan. Musik bisa membawa menjadi luapan emosi manusia," papar Ari lagi.
(tung/jes)


pengaruh punk untuk remaja

PENGARUH KOMUNITAS PUNK TERHADAP PERILAKU REMAJA INDONESIA



Diarsipkan di bawah: Tak Berkategori — ludy @ 00:42

Komunitas yang satu ini memang sangat berbeda sendiri dibandingkan dengan komunitas pada umumnya. Banyak orang yang menilai bahwa komunitas yang satu ini termasuk salah satu komuitas yang urakan, berandalan dan sebagainya. Namun jika dicermati lebih dalam banyak sekali yang menarik yang dapat Anda lihat di komunitas ini. Komunitas ini bukan hanya sekedar nongkrong di pinggir jalan, berpakaian aneh, gak pernah mandi, dan seterusnya, tetapi komunitas ini banyak melahirkan karya-karya yang bisa mereka banggakan. Di bidang musik misalnya, banyak band punk yang mampu mendapat tempat di hati remaja Indonesia, mereka tidak kalah dengan band-band cengeng yang selalu merengek-rengek, bahkan sampai nangis kayak cewek untuk mendapatkan tempat di hati remaja Indonesia. Band punk sendiri sangat identik dengan indie label, dengan modal yang minim band-band punk bisa terus exis di belantika musik tanah air tercinta, bahkan sampai ke level yang lebih tinggi, yaitu go international. Selain di bidang musik, komunitas punk juga bergerak di bidang fashion, awalnya mereka hnya membuat pakaian untuk mereka pakai sehari-hari, seiring dengan berjalannya waktu, mereka membuat dengan jumlah yang lebih banyak dan juga desain yang lebih variatif. Wadah untuk pakaian yang diproduksi sendiri oleh anak-anak punk sendiri biasa disebut distro, di industri ini pun komunitas punk mampu bersaing dengan produk-produk terkenal yang sudah akrab dengan remaja Indonesia. Di distro sendiri juga tidak hanya menjual pakaian, banyak aksesoris-aksesoris buatan anak-anak punk juga yang dijual di distro. Tidak hanya itu, distro sendiri juga dijadikan senjata untuk publikasi band-band punk yang sudah menpunyai album, pokoknya apa yang dilakukan komunitas punk tidak main-main, semuanya tertata rapi, yang aku tau sih itu namanya simbiosismutualisme. Jadi, jangan heran kalau remaja Indonesia dibilang gak keren karena belum belanja di distro. Tidak berhenti di situ, dengan gaya yang seperti itu, jangan sampai Anda bilang komunitas punk itu “gaptek” (gagap teknologi), dunia maya juga menjadi salah satu jalur perkembangan komunitas punk.

Perkembangan scene punk, komunitas, gerakan, musik, dan lainnya, yang paling optimal adalah di Bandung, disusul Malang, Yogyakarta, Jabotabek, Semarang, Surabaya, dan Bali. Parameternya adalah kuantitas dan kualitas aktivitas, bermusik, pembuatan fanzine (publikasi internal), movement (gerakan), distro kolektif, hingga pembuatan situs.Meski demikian, secara keseluruhan, punk di Indonesia termasuk marak. Profane Existence, sebuah fanzine asal Amerika menulis negara dengan perkembangan punk yang menempati peringkat teratas di muka Bumi adalah Indonesia dan Bulgaria. Bahwa `Himsa`, band punk asal Amerika sampai dibuat berdecak kagum menyaksikan antusiasme konser punk di Bandung. Di Inggris dan Amerika, dua negara yang disebut sebagai asal wabah punk, konser punk yang sering diadakan disana hanya dihadiri tak lebih seratus orang. Sedangkan di sini, konser punk bisa dihadiri ribuan orang. Mereka kadang reaktif terhadap publikasi pers karena khawatir diekploitasi. Pers sebagai industri, mereka anggap merupakan salah satu mesin kapitalis. Mereka memilih publikasi kegiatan, konser, hingga diskusi ide-ide lewat fanzine.

Sebagaimana telah difahami, bahwa dalam perkembangannya manusia akan melewati masa remaja. Remaja adalah anak manusia yang sedang tumbuh selepas masa anak-anak menjelang dewasa. Dalam masa ini tubuhnya berkembang sedemikian pesat dan terjadi perubahan-perubahan dalam wujud fisik dan psikis. Badannya tumbuh berkembang menunjukkan tanda-tanda orang dewasa, perilaku sosialnya berubah semakin menyadari keberadaan dirinya, ingin diakui, dan berkembang pemikiran maupun wawasannya secara lebih luas. Mungkin kalau kita perkirakan umur remaja berkisar antara 13 tahun sampai dengan 25 tahun. Pembatasan umur ini tidak mutlak, dan masih bisa diperdebatkan.

Masa remaja adalah saat-saat pembentukan pribadi, dimana lingkungan sangat berperan. Kalau kita perhatikan ada empat faktor lingkungan yang mempengaruhi remaja:

1. Lingkungan keluarga.
Keluarga sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan remaja. Kasih sayang orang tua dan anggota keluarga yang lain akan memberi dampak dalam kehidupan mereka. Demikian pula cara mendidik dan contoh tauladan dalam keluarga khususnya orang tua akan sangat memberi bekasan yang luar biasa.
Seorang remaja juga memerlukan komunikasi yang baik dengan orang tua, karena ia ingin dihargai, didengar dan diperhatikan keluhan-keluhannya. Dalam masalah ini, diperlukan orang tua yang dapat bersikap tegas, namun akrab (friendly). Mereka harus bisa bersikap sebagai orang tua, guru dan sekaligus kawan. Dalam mendidik anak dilakukan dengan cara yang masuk akal (logis), mampu menjelaskan mana yang baik dan mana yang buruk, melakukan pendekatan persuasif dan memberikan perhatian yang cukup. Semua itu tidak lain, karena remaja sekarang semakin kritis dan wawasannya berkembang lebih cepat akibat arus informasi dan globalisasi.
2. Lingkungan sekolah.
Sekolah adalah rumah kedua, tempat remaja memperoleh pendidikan formal, dididik dan diasuh oleh para guru. Dalam lingkungan inilah remaja belajar dan berlatih untuk meningkatkan kemampuan daya pikirnya. Bagi remaja yang sudah menginjak perguruan tinggi, nampak sekali perubahan perkembangan intelektualitasnya. Tidak hanya sekedar menerima dari para pengajar, tetapi mereka juga berfikir kritis atas pelajaran yang diterima dan mampu beradu argumen dengan pengajarnya.
Dalam lingkungan sekolah guru memegang peranan yang penting, sebab guru bagaikan pengganti orang tua. Karena itu diperlukan guru yang arif bijaksana, mau membimbing dan mendorong anak didik untuk aktiv dan maju, memahami perkembangan remaja serta seorang yang dapat dijadikan tauladan. Guru menempati tempat istimewa di dalam kehidupan sebagian besar remaja. Guru adalah orang dewasa yang berhubungan erat dengan remaja. Dalam pandangan remaja, guru merupakan cerminan dari alam luar. Remaja percaya bahwa guru merupakan gambaran sosial yang diharapkan akan sampai kepadanya, dan mereka mengambil guru sebagai contoh dari masyarakat secara keseluruhan. Dan remaja menyangka bahwa semua orang tua, kecuali orang tua mereka, berfikir seperti berfikirnya guru-guru mereka.
3. Lingkungan teman pergaulan.
Teman sebaya adalah sangat penting sekali pengaruhnya bagi remaja, baik itu teman sekolah, organisasi maupun teman bermain. Dalam kaitannya dengan pengaruh kelompok sebaya, kelompok sebaya (peer groups) mempunyai peranan penting dalam penyesuaian diri remaja, dan bagi persiapan diri di masa mendatang. Serta berpengaruh pula terhadap pandangan dan perilakunya. Sebabnya adalah, karena remaja pada umur ini sedang berusaha untuk bebas dari keluarga dan tidak tergantung kepada orang tua. Akan tetapi pada waktu yang sama ia takut kehilangan rasa nyaman yang telah diperolehnya selama masa kanak-kanaknya.
4. Lingkungan dunia luar.
Merupakan lingkungan remaja selain keluarga, sekolah dan teman pergaulan, baik lingkungan masyarakat lokal, nasional maupun global. Lingkungan dunia luar akan memperngaruhi remaja, baik secara langsung maupun tidak langsung, baik itu benar maupun salah, baik itu islami maupun tidak. Lingkungan dunia luar semakin besar pengaruhnya disebabkan oleh faktor-faktor kemajuan teknologi, transportasi, informasi maupun globalisasi.

Pada masa remaja, emosi masih labil, pencarian jati diri terus menuntut untuk mencari apa potensi yang ada di dalam diri masing-masing. Pada masa inilah seseorang sangat rapuh, mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Seiring dengan pesatnya perkembangan scane punk yang ada di Indonesia, komunitas punk mampu menyihir remaja Indonesia untuk masuk ke dalam komunitas punk. Tetapi tidak semua remaja Indonesia tertarik dengan apa yang ada di dalam punk itu sendiri. Sebagian remaja di Indonesia hanya mengkonsumsi sedikit yang ada di dalam punk. Contoh kecil, seorang remaja berpakaian ala punk, tetapi dia tidak idealis, dia tidak menganut paham ideologi punk, dia juga suka musik cengeng yamg lembut bak seorang bayi yang baru keluar dari rahim ibunya. Dari contoh kecil tersebut, komunitas punk masih bisa dibilang sangat berpengaruh terhadap perilaku remaja Indonesia, bahkan bisa dibilang mempunyai andil dan bertanggung jawab terhadap kebebasan berekspresi remaja Indonesia.

Bangkai Northsouth PUNK: Sub- Kultur atau Kultur Perlawanan



Sejak ledakan besar dalam tahun 1976-1977 punk rock telah banyak menarik perhatian dari para budayawan / sarjana teoritis seperti Dick Hebdige, Stuart Hall, dan Griel Marcus. Para cendekiawan ini bagaimanapun kurang berhasil melihat dari sisi perkembangan musik underground ini sejak lahir pada akhir tahun '70an. Politik-politik dari punk, musik dan fesyen berkembang besar ketika tahun 1980an, sebagaimana produksi, distribusi dari rekaman punk dan literaturnya. Dari evolusi ini, maka sangat wajar untuk kembali menganalisa beberapa dari asumsi-asurnsi yang dibuat oleh para sarjana kebudayaan semasa jaman-jaman awal punk. Beberapa penyelidikan sebelumnya hanya berkonsentrasi pada era tahun 1977, sebagai contoh band-band seperti the Sex Pistols. Dalam jangka pendek beberapa tahun semua band ini melembutkan musiknya menjadi versi yang lebih mudah dinikmati dan lebih mudah dipasarkan (sebutan lain adalah “new wave") atau bahkan menghilang ke dalam ketidakjelasan. Bagaimanapun, punk belum mati, dan secara sederhana bergeser secara “bawah tanah” atau underground untuk melanjutkan perkembangannya. Awal 1980an, underground punk mulai bertransformasi menjadi “hardcore” punk. Musiknya menjadi lebih keras, cepat dan memulai proses pencampuran dengan musik heavy metal. The scene atau komunitas punk, menjadi underground dan menjadi lebih politis, baik secara reaktif (kritis melihat sesuatu yang terjadi), dan perhatiannya dalam sebuah kejujuran dalam style, gaya. Sebelumnya punk telah dikategorikan sebagai working class youth sub-culture atau cabang budaya dari kaum muda kelas menengah ke bawah, kaum pekerja, yang menyebar cepat ke Amerika dan berevolusi semasa jaman punk tahun 1980an untuk menampilkan karakteristik dari middle-class counter-culture atau kultur perlawanan/tandingan dari masyarakat kelas menengah.

Faktor dominan dari punk adalah sebuah subkultur berdasar dari simbolisasi dan bentuk-bentuk spektakuler dari perlawanan, resistensi. Punks menggunakan gaya (musik, fesyen, bahasa slang, dll.) sebagaimana Dick Hebdige menggambarkan seperti berikut : "Untuk menciptakan sesuatu dari apa yang diciptakan dan mereka - membumbui, menghias, parodi dan apapun yang memungkinkan membangkitkan posisi dari posisi yang lebih rendah yang bukan merupakan pilihan meraka." Bagaimanapun, sebagaimana punk makin bertambah berpindah underground dan berkembang, punk mulai menarik elemen-elemen yang vokal dari intelektual-intelektual yang kecewa, terutama dari kaum muda kelas menengah pinggiran (suburban middle-class youth). Ini membantu punk bertransformasi menjadi gerakan yang lebih berartikulasi dari protes-protes politik dan kritik seperti yang telah digambarkan oleh Stuart Hall tentang middle-class counter-culture untuk akhir 1960an dan awal 1970an.

Hall dan kolega-koleganya mencurahkan sebuah bagian dari hasil kerja mereka ke dalam sebuah “perang” sub-kultur kaum muda di Inggris ke pemeriksaan dari middle-class counter-culture seperti hippie dan yippie. Dengan inilah punk menjadi lebih dekat daripada dibandingkan dengan subkultur mod atau subkultur rocker. Penting untuk mengingat bahwa studi ini sudah lengkap sebelum punk bangkit dan definisinya mudah diaplikasikan dan bertahan tetap untuk ledakan yang saat itu sedang membara diatas permukaan kultur pop pada era tahun 1970an. Counter-culture menempatkan tekanan yang besar dalam simbolisasi secara politis dari bentuk-bentuk perlawanan, pada individu dan kolektif, dan penolakan terhadap nilai- nilai dibandingkan dengan kesetiaan terhadap suatu kelas atau tradisi.

Setelah ledakan punk pada tahun 77, punk menyebar dari Eropa ke Amerika dan akhirnya hampir semua daerah urban di dunia. Anak-anak muda mengambil alih musik, fesyen, dan gaya dari punk. Mengambil gambar atau image dari pemberontakan yang ditawarkan oleh industri musik secara serius, punks menumbangkan mereka, membuat mereka menjadi dasar atau basis dari sebuah subkultur underground yang timbul. Punk menjadi berbagai variasi musik dan arah penggayaan dengan setiap simbol-simbol politik dan nilai-nilai. Lingkungan pergaulan punk menjadi “payung” dan memayungi segala bentuk dari ekspresi pribadi atau self-expression. Terbentuk pada akhir 1970an, punk memiliki label rekaman sendiri, pers, fesyen, bahasa “prokem” atau slang dan jaringan distribusi yang ditempatkan secara underground, dengan jaringan-jaringan komunikasi dan transfer dari artefak budaya yang di desentralisasi a yang tidak terkait. Isolasi ini mungkin merupakan Catalan dari ketidak jelasan punk didalam studi-studi tentang sub-sub anak muda, youth subs, dan budaya perlawanan sejak tahun 1970an. Kemajuan dalam murah, dan keberadaan peralatan rekaman, tetah membuat elemen- teknologi seperti penerbitan desktop (desktop publication), perekam kaset mandiri (home cassette dubbing), foto kopi yang cepat dan murah, dan keberadaan peralatan rekaman, telah membuat elemen-elemen punk yang telah terpolitisir menjadi sebuah perindustrian rakyat, kaum underground. Pilihan seperti ini didorong oleh keinginan untuk tetap membuat punk aman dari tangan-tangan kapitalis yang mengeksploitasi melalui industri musik. Etika “do-lt-yourself” atau lebih dikenal dengan “d.i.y” tumbuh secara ekstensif pada tahun 1980an. Apapun yang d.i.y, betul-betul dipertimbangkan dan dekat dengan “true spirit” dan punk dimana menekan kontrak dengan major label atau label rekaman mayor adalah suatu bentuk pengambilalihan hukum terhadap punk, dan dianggap “sell-out” atau menjual diri dari gaya. Ketika ini membuat impresi dari bentuk sebuah budaya perlawanan underground yang swatantra, punk tetap tersebar. Punk secara luas telah mengalami perkawinan silang dengan underground metal. Dari awal punk telah meminjam fesyen dari para bikers, rockers, para pemberontak dari subkultur sebelumnya. Dan hasilnya punk telah menemukan gayanya sendiri, dan berintegrasi atau bersatu dengan industri fesyen, sebagaimana sesuatu yang penuh kejutan dan memalukan menjadi sangat chic di masa depan. Punk tidak terbentuk dari kevakuman tapi dihasilkan dari bentuk akhir ekspresi-ekspresi pemberontakan dan protes-protes sosial. Bagaimanapun, punk menyediakan tempat untuk berekspresi atas ketidakpuasan dari sebuah kaum muda yang tercabut hak pilihnya. Ketidakpuasan tidak hanya dengan budaya yang dominan, tetapi juga dengan mereka yang merasa sama seperti individu yang gagal membentuk diri dan memberontak.

Punk telah berkembang dari sebuah ekspresi, protes,melalui simbolisme dan kejutan dari nilai-nilai menuju kepada kritik terhadap politik yang terartikulasi dan penolakan dari budaya yang dominan. Hall berbicara tentang protes subkultural sebagai kesadaran kelas-kelas sosial, berkait dalam bentuk-bentuk ekspresi seperti vandalisme dan hooliganisme. Dimana dia mengatakan, "Bentuk budaya periawanan lebih kepada bentuk ideologi dan bentuk politis. Mereka membuat artikulasi dari lawan mereka terhadap nilai- nilai yang dominan dan juga Institusi - bahkan ketika ini tidak mengambil bentuk dari suatu respon yang jelas." Punk pada masa 1980an bercampur dengan politik, tidak hanya secara musik dan tertulis, tetapi mencakup ke dalam gaya hidup sehari-hari. Lirik-lirik politis dan komentar-komentar kritik sosial menjadi tema lirik yang berlaku dalam kebanyakan band-band punk. Band-band seperti Conflict, Grass, dan M.D.C. menyertakan rekaman-rekaman mereka dengan informasi-informasi tentang isu-isu politik, seperti misalnya tentang bahaya perang nukilr, intervensi pada Amerika Tengah, atau animal rights. Mengutip Tim Yohannon dari Maximum Rock N Roll pada tahun 1984, "Album rekaman sudah bukan album rekaman biasa lagi, mereka datang dengan sheet lirik dan banyak intonasi didalamnya, hal-hal politik, alamat, representasi dari penentangan, pemberontakan dari lingkungan."

Punk mulai menegaskan sebuah gaya hidup alternatif, tidak seperti grup-grup kultur pemberontakan sebelumnya. Sebuah kode etik menjadi berhubungan erat dengan punk yang benar-benar berlawanan dengan tekanan, eksploitasi, dan mengutamakan hak individu. Kepedulian akan bagaimana gaya hidup suatu individu memberikan contoh kepada “sistem” dan aktivitasnya. Kemudian banyak punks yang memilih gaya hidup alternatif seperti vegetarianisme, juga memboikot korporasi-korporasi atau perusahaan-perusahaan besar yang terpilih dan terseleksi karena suatu kasus. Ini menciptakan para kehadiran sementara dari pemondok-pemondok yang berasal dari golongan pinggir ljngkungan, bertempat tinggal di gedung-gedung yang tidak terpakai, dan mengorek sampah untuk sandang dan pangan.

Etos punk d.i.y. yang underground membuat kejujuran dari sebuah band sampai ke popularitas mereka diantara fans mereka yang die-hard. Transformasi punk ke hardcore di Amerika adalah sebuah bagian dari keinginan untuk mencapai kejujuran didalam bentuk perdagangan. Ian MacKaye dari band legandaris Washington D.C. - Amerika Serikat, Minor Threat, dan scene punk awal D.C. lebih suka disebut “hardcore” daripada “punk rock”. Ini disebabkan oleh keinginan untuk memisahkan underground punks yang tetap konsisten dari band-band yang sell-out yang telah menyatu menjadi new wave. Vic Bondi dari band Articles Of Faith mengatakan, "Untuk saya bukanlah suatu kebetulan hardcore Amerika lahir pada saat bersamaan dengan Amerika Serikat (dan negara- negara Eropa Barat) mengadopsi kelas pemaaf tanpa otak dan perang ekonomi antar negara. Ini merepresentasikan sebuah mood- swing terhadap demokrasi juga sesuatu sejak terdefinisikan menjadi post-modern, atau simulcra : sebuah keinginan untuk memperlakukan ilusi sebagai realita, untuk menerima suatu image melampaui hakekat, memperlakukan kehidupan yang sebenarnya seperti dalam TV atau film yang buruk. Era 80an adalah masa dimana segalanya menjadi sebuah media, dimana kesenian dari kesepakatan menjadi publisitas dan kesepakatan itu sendiri, dan berlagak presidensial adalah menjadi presidensial. Semua adaiah media dan media mampu dimanipulasi, jadi semua dapat dimanipulasi. Dan pada tengah-tengah rantai manipulasi ini, tercekik kemudian dan dicekik sekarang adalah rakyat. Mereka adalah obyek- obyek manipulasi, korban-korban dari media. Mereka membeli image tersebut, dan menjadi image tersebut. Orang-orang dengan kata lain, menjadi komoditas dalam era 80an, begitu banyak obyek yang tak tertuang, dipakai hingga bosan, dan menjadi barang-barang yang terbuang. Bagi saya tampaknya hardcore adalah suatu ekspresi dari suatu proses terhadap keadaan hal ini, state of affairs. Tidak politis secara partai, atau ideologi, atau dogma dari kompetisi kekuasaan yang terorganisir; tapi politikal secara perlawanan terhadap paksaan kekerasan. Menjadi “hardcore” tidak dapat dimanipulasi, dikomoditaskan atau diperdagangkan, tidak dapat menjadi umpan konsumerisme.

sumber:
http://merahdanhitam.blogspot.com/2002_09_22_archive.html#82194825

Jumat, 19 Maret 2010

hidupnya punk

gaya hidup anak Punk Indonesia..

2010
01.29

punk


Kegagalan Reaganomic dan Di Indonesia, istilah anarki, anarkis atau anarkisme digunakan oleh media massa untuk menyatakan suatu tindakan perusakan, perkelahian atau kekerasan massal. Padahal menurut para pencetusnya, yaitu William Godwin, Pierre-Joseph Proudhon, dan Mikhail A Bakunin, anarkisme adalah sebuah ideologi yang menghendaki terbentuknya masyarakat tanpa negara, dengan asumsi bahwa negara adalah sebuah bentuk kediktatoran legal yang harus diakhiri.

Negara menetapkan pemberlakuan hukum dan peraturan yang sering kali bersifat pemaksaan, sehingga membatasi warga negara untuk memilih dan bertanggung jawab atas pilihannya sendiri. Kaum anarkis berkeyakinan bila dominasi negara atas rakyat terhapuskan, hak untuk memanfaatkan kekayaan alam dan sumber daya manusia akan berkembang dengan sendirinya. Rakyat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa campur tangan negara.

Namun, kaum punk menyadari sepenuhnya bahwa ideologi anarkisme, seperti yang pernah dikatakan Lenin, adalah paham yang naif milik para pemimpi dan orang-orang putus asa. Mereka menyadari ideologi ini sulit dikembangkan karena masyarakat masih membutuhkan negara untuk mengatur mereka.

Kaum punk memaknai anarkisme tidak hanya sebatas pengertian politik semata. Dalam keseharian hidup, anarkisme berarti tanpa aturan pengekang, baik dari masyarakat maupun perusahaan rekaman, karena mereka bisa menciptakan sendiri aturan hidup dan perusahaan rekaman sesuai keinginan mereka. Punk etik semacam inilah yang lazim disebut DIY (do it yourself/lakukan sendiri).

Punk Indonesia….

29 01 2008

Berbekal etika DIY, beberapa scene punk di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Malang merintis usaha rekaman dan distribusi terbatas. Mereka membuat label rekaman sendiri untuk menaungi band-band sealiran sekaligus mendistribusikannya ke pasaran. Kemudian usaha ini berkembang menjadi semacam toko kecil yang lazim disebut distro.

CD dan kaset tidak lagi menjadi satu-satunya barang dagangan. Mereka juga memproduksi dan mendistribusikan t-shirt, aksesori, buku dan majalah, poster, serta jasa tindik (piercing) dan tato. Seluruh produk dijual terbatas dan dengan harga yang amat terjangkau. Dalam kerangka filosofi punk, distro adalah implementasi perlawanan terhadap perilaku konsumtif anak muda pemuja Levi’s, Adidas, Nike, Calvin Klein, dan barang bermerek luar negeri lainnya.

Georg Lukacs, seorang pemikir sosialis dari Jerman, menertawakannya sebagai sikap hands off kaum avant-gardis yang memilih untuk melarikan diri dari tanggung jawab kolektif memperbaiki kebobrokan sistem. Dengan kata lain, pengakuan atas eksistensi diri akan didapat dengan sendirinya apabila kaum punk mampu mengakui eksistensi masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

Tidak seperti heavymetal misalnya, punk lebih mengutamakan pelampiasan energi dan curhat daripada aspek teknis bermain musik. Pokoknya nggak usah jago-jago amat, pokoknya oke dan yang namanya unek-unek bisa keluar. Asal tahu aja, almarhum Sid Vicious dari Sex Pistols itu terkenal nggak bisa main. Tapi orang toh nggak memandang remeh dia. Malah dianggap cool.

Sex Pistols dan The Clash memasukkan aspek baru dalam perkembangan punk, yaitu protes sosial dan politik. Kedua grup ini menjadi penyambung lidah kaum muda Inggris yang frustasi. Mulailah mereka menyuarakan protes terhadap segala ketidakadilan yang mereka lihat sehari-hari. Cuma saja pendekatan mereka berbeda, sesuai latar belakang kehidupan masing-masing.

gaya hidup anak Punk Indonesia..

2010
01.29

punk


Kegagalan Reaganomic dan Di Indonesia, istilah anarki, anarkis atau anarkisme digunakan oleh media massa untuk menyatakan suatu tindakan perusakan, perkelahian atau kekerasan massal. Padahal menurut para pencetusnya, yaitu William Godwin, Pierre-Joseph Proudhon, dan Mikhail A Bakunin, anarkisme adalah sebuah ideologi yang menghendaki terbentuknya masyarakat tanpa negara, dengan asumsi bahwa negara adalah sebuah bentuk kediktatoran legal yang harus diakhiri.

Negara menetapkan pemberlakuan hukum dan peraturan yang sering kali bersifat pemaksaan, sehingga membatasi warga negara untuk memilih dan bertanggung jawab atas pilihannya sendiri. Kaum anarkis berkeyakinan bila dominasi negara atas rakyat terhapuskan, hak untuk memanfaatkan kekayaan alam dan sumber daya manusia akan berkembang dengan sendirinya. Rakyat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa campur tangan negara.

Namun, kaum punk menyadari sepenuhnya bahwa ideologi anarkisme, seperti yang pernah dikatakan Lenin, adalah paham yang naif milik para pemimpi dan orang-orang putus asa. Mereka menyadari ideologi ini sulit dikembangkan karena masyarakat masih membutuhkan negara untuk mengatur mereka.

Kaum punk memaknai anarkisme tidak hanya sebatas pengertian politik semata. Dalam keseharian hidup, anarkisme berarti tanpa aturan pengekang, baik dari masyarakat maupun perusahaan rekaman, karena mereka bisa menciptakan sendiri aturan hidup dan perusahaan rekaman sesuai keinginan mereka. Punk etik semacam inilah yang lazim disebut DIY (do it yourself/lakukan sendiri).

Punk Indonesia….

29 01 2008

Berbekal etika DIY, beberapa scene punk di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Malang merintis usaha rekaman dan distribusi terbatas. Mereka membuat label rekaman sendiri untuk menaungi band-band sealiran sekaligus mendistribusikannya ke pasaran. Kemudian usaha ini berkembang menjadi semacam toko kecil yang lazim disebut distro.

CD dan kaset tidak lagi menjadi satu-satunya barang dagangan. Mereka juga memproduksi dan mendistribusikan t-shirt, aksesori, buku dan majalah, poster, serta jasa tindik (piercing) dan tato. Seluruh produk dijual terbatas dan dengan harga yang amat terjangkau. Dalam kerangka filosofi punk, distro adalah implementasi perlawanan terhadap perilaku konsumtif anak muda pemuja Levi’s, Adidas, Nike, Calvin Klein, dan barang bermerek luar negeri lainnya.

Georg Lukacs, seorang pemikir sosialis dari Jerman, menertawakannya sebagai sikap hands off kaum avant-gardis yang memilih untuk melarikan diri dari tanggung jawab kolektif memperbaiki kebobrokan sistem. Dengan kata lain, pengakuan atas eksistensi diri akan didapat dengan sendirinya apabila kaum punk mampu mengakui eksistensi masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

Tidak seperti heavymetal misalnya, punk lebih mengutamakan pelampiasan energi dan curhat daripada aspek teknis bermain musik. Pokoknya nggak usah jago-jago amat, pokoknya oke dan yang namanya unek-unek bisa keluar. Asal tahu aja, almarhum Sid Vicious dari Sex Pistols itu terkenal nggak bisa main. Tapi orang toh nggak memandang remeh dia. Malah dianggap cool.

Sex Pistols dan The Clash memasukkan aspek baru dalam perkembangan punk, yaitu protes sosial dan politik. Kedua grup ini menjadi penyambung lidah kaum muda Inggris yang frustasi. Mulailah mereka menyuarakan protes terhadap segala ketidakadilan yang mereka lihat sehari-hari. Cuma saja pendekatan mereka berbeda, sesuai latar belakang kehidupan masing-masing.